Jumat, 17 Mei 2013

Alasan Pemerintah Menghapuskan Mata Pelajaran TIK

Kurikulum 2013 tinggal menghitung hari. pemerintah tentunya memiliki niat untuk memperbaiki pendidikan guna mencapai pendidikan yang bermutu dan berkualitas di masa depan. Adanya niatan kurikulum baru, kurikulum 2013 tidak terlepas pada hal tersebut.

Beberapa mata pelajaran mengalami perubahan. Ada mata pelajaran yang ditambah jam pelajarannya, ada pula mata pelajaran yang disatukan dengan mata pelajaran lain, ada juga yang bahkan dihilangkan seperti mata pelajaran Teknologi Informatika dan Komputer (TIK) baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga ke Sekolah Menengah Atas (SMA).

Adapun alasan pemerintah hingga berkeputusan untuk menghilangkan mata pelajaran TIK, karena seperti dikatakan Mendiknas, ke depan semua guru harus menerapkan sistem pembelajaran yang berbasis TIK.   Namun demikian, katanya Kemendikbud juga masih membuka peluang untuk TIK sebagai mapel muatan lokal, atau ekstra kurikuler. Sementara itu masih dari pihak Kemendikbud malah beranggapan bahwa para siswa sekarang sudah mahir dan sudah mengenal lebih jauh teknologi seperti pemanfaatan komputer, internet dan telekomunikasi. Bagi masyarakat perkotaan hal tersebut bisa dianggap wajar akan tetapi bagi daerah terpencil dan kehidupan keluarga yang ekonomi ke bawah pemanfaatan teknologi komputer bisa dikatakan masih awam bahkan kebanyakan gaptek (gagap teknologi).

Apapun alasan pemerintah, sebagai praktisi TIK, saya rasa alasan pemerintah terkesan begitu tergesa-gesa (pengen cepet-cepet cair ya pak Menteri, bentar lagi kan mau Lengser hehe), konyol dan tanpa alasan yang kuat (Kurikulum itu sebenarnya berorientasi ke guru atau ke siswa sih..,tolong jawab pak Menteri!! Bingung Gue). Lebih jelasnya, akan saya beberkan mengapa pemerintah kita ngotot menghilangkan Mapel TIK dari Struktur Kurikulum, 2013, silahkan simak aja yang berikut ini :
1. Pemerintah menyangka siswa yang bersekolah di Indonesia kebanyakan tinggal didaerah perkotaan serta tidak memperdulikan kalau mayoritas siswa juga banyak yang tinggal dan bersekolah di daerah pedesaan terpencil dan jauh dari jangkauan teknologi informasi. Ini artinya terindikasi, pemerintah melakukan diskriminasi pendidikan (Hanya orang kota saja yang bisa menikmati fasilitas TIK)
2. Pemerintah khawatir bila siswa mahir dibidang komputer, maka jumlah hacker di Indonesia bakalan tumbuh subur, terang aja pemerintah seringkali dibikin galau, palagi situs resminya pernah dikerjain para hacker.
3. Pemerintah khawatir apabila TIK tetap dipertahankan ditakutkan siswanya lebih mahir komputer ketimbang gurunya (baca, guru non TIK), kedengarannya konyol memang, tapi nyata ini bukan sekedar isapan jempol lho. Ini artinya pemerintah telah gagal mencetak SDM yang berkualitas. Makanya tak heran pemerintah merasa perlu mengintegrasikan TIK ke semua mapel dan TIK hanya sebatas sebagai media pembelajaran saja. 
4. Dengan penghapusan mapel TIK, secara otomatis guru yang bersangkutan (Asal tau aja, hampir 90% guru TIK statusnya adalah Honorer) akan berhenti. Ini artinya mengurangi beban pemerintah akan tuntutan para honorer menjadi PNS (Penghilangan Guru Honorer secara bertahap dan sistematis)

5. Pemerintah sengaja menggiring generasi muda kita agar hanya menjadi konsumen teknologi informasi yang hanya cukup bisa mahir sosial media (facebook, twitter) dan pengoperasian internet (browsing, donlot dll). Padahal, seharusnya anak bangsa ini mestinya diharapkan menjadi kreator yang ikut menciptakan banyak produk TIK (programing, desainer web, software engineer dll). Ini artinya pemerintah kita gagap ilmu TIK, atau emang pura-pura tidak tahu atau emang tidak pengen anak bangsa ini maju dalam TIK??? Perlu ditegaskan, ilmu TIK yang murni kan bukan yang disangkakan oleh pak Menteri, bagaimana dengan ilmu pemrograman atau rekayasa hardware/software? yang ginian perlu dibekali pada para siswa sejak dini, nanti kedepannya diharapkan anak bangsa kita sanggup meng-upload produk-produk TIK sendiri dan bisa bersaing dengan produk TIK asing (efek globalisasi; liberalisasi pendidikan). Sekedar informasi, kurikulum 2013 ini juga disinyalir dibiayai oleh pemerintah AS (negara masonik), yang paham teori konspirasi, tentu nya ngerti misi freemason salah satunya adalah membuat bangsa lain tetap bisa dibodohi dan dijajah (dalam hal ini teknologi informasi). Ingat pepatah, siapa yang menguasai informasi, dia-lah yang menguasai dunia, sekarang kita sudah tahu siapa yang menguasai dunia dan bangsa mana yang sedang dikuasai. Yang jadi pertanyaan, mungkinkah kemendikbud sekarang telah menjadi antek AS (baca, Freemason)? Demi Tuhan !!, Sekarang Jaman Teknologi Informasi, Pak Menteri !!! Tolong deh di-Update Otaknya para pejabat Kemendikbud, Sekaligus Install Ulang Bawahannya sekalian!
Demikjuian sekian uneg-uneg disertai banyolan yang menghibur yang sekaligus juga mewakili sebagian anak bangsa yang merasa terpinggirkan oleh program pemerintah yang ternyata mengorbankan banyak sahabat para guru TIK yang kurang beruntung ini. Sementara itu, kita wait n see saja, apakah program kurikulum 2013 ini bisa berguna banyak untuk kemajuan prestasi siswa (Ingat Siswa, Maaf bukan Guru lho Pak!) atau tidak, atau barangkali ada kepentingan tertentu? Wallahua'lam bishawab